Jangan Lupa Baca Basmalah Dulu Ya...^_^



Sabtu, 26 Mei 2012

"Ini Kampung Akh Bukan Kampus"

"Ini kampung akh bukan kampus"
Kalimat itu selalu terngiang ditelingaku, ucapan sederhana dari sang murobi kepada ana begitu sedrhana tapi penuh makna.

Kenapa?

Karena buat antum/na semua yang dulu mengaku aktifis dakwah kampus atau yang memang masih mendapat gelar itu mungkin kalimat di ataslah yang akan kita dengar saat kita terjun ke masyarakat.

Ini kampung bukan kampus...

Mungkin dulu saat di kampus dakwah yang kita terapkan dengan cara-cara intelektual karena memang objek dakwah kita adalah mahasiswa. Jadi perlu pendekatan-pendekatan dakwah yang berbasis ilmiah melalui seminar, dauroh, atau kegiatan-kegiatan lain yang memang membuat mahasiswa tertarik kepada agama islam. Melalui kegiatan-kegiatan itulah kita semua mengajak, merekrut dan membina mahasiswa sehingga mereka juga akan menjadi aktifis dahwah kampus selanjutnya kelak.

Akan tetapi ketika kita semua sudah lulus kuliah dan bersiap untuk terjun ke masyarakat maka pola-pola di kampus belum tentu bisa diterapkan di kampung tempat kita berasal terutama di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Betapa banyak aktifis dahwah kampus yang dulu aktif luar biasa yang militansinya tidak perlu diragukan lagi ketika di kampus tapi saat terjun ke masyarakat ia bingung mencari cara yang tepat untuk berinteraksi dengan masyarakat. Kultur masyarakat yang terbiasa dengan adat kebiasaan dalam hal ibadah maghdoh dan ghairu magdhoh membuat kita harus memutar otak extra agar dakwah kita bisa diterima di masyarakat.

Ini kampung bukan kampus....

Hal-hal yang mungkin kita anggap sepele ketika di kampus mungkin akan menjadi hal yang besar ketika kita berada di masyarakat..
Apa aja ya...?
Mungkin ana akan menyebutkan beberapa contoh yang sering terjadi di masyarakat...

Mungkin kita terbiasa solat dengan mengenakan kemeja dan celana panjang (khusus ikhwan) ketika di kampus dan hal itu menurut kita sah-sah saja karena tidak membatalkan solat. Tapi taukah antum bahwa di masyarakat kita khususnya di Indonesia terutama di Pulau Jawa yang mayoritas penduduknya menganut paham NU (Nahdatul Ulama) akan lebih menghargai kita jika kita ke masjid untuk solat mengenakan songkok/peci, baju koko dan kain sarung. Bagi sebagian orang yang pernah merasakan bangku kuliah mungkin hal tersebut sepele tapi taukah antum bahwa hal itu merupakan gerbang awal dakwah kita ke masyarakat karena hal pertama yang dilihat orang biasanya adalah penampilan luar. Toh jika kita mengenakan peci, baju koko dan kain sarung juga tidak membatalkan solat kita bukan begitu...

Ini kampung bukan kampus.....

Mungkin kita terbiasa mengisi mentoring-mentoring di kampus bahkan bagi yang militansi dakwahnya luar biasa bisa mengisi mentoring lebih dari satu kelompok subhanallah..Di kampus mungkin kita sudah terfasilitasi dengan adanya Lembaga Dakwah Kampus atau Bagian Kaderisasi Mentoring kita tinggal ikut seleksi pementor dan mad'u nya sudah jelas bahkan terdata rapih dari huruf A sampai Z. Tapi ketika kita terjun di masyarakat jangankan untuk mengisi atau membina orang lain diri kita sendiri saja belum tentu dikenal masyarakat bahkan tetangga sekitar kita apalagi dengan penampilan yang mungkin berbeda. Maka perlunya kita Rabtul'am kepada masyarakat sekitar kita minimal setiap hari libur sabtu ahad karena mungkin senin sampai jum'at kita semua sibuk bekerja.

Seandainyapun kita sudah bisa merekrut orang untuk mentoring atau liqo di tempat tinggal kita terkadang kita tidak bisa coba-coba mengisi pengajian/liqo di masjid atau mushola tanpa seizin tokoh setempat karena bisa jadi kita dianggap mengisi pengajian sesat. Disinilah perlunya komunikasi yang baik kepada tokoh setempat dengan cara yang ahsan dan tidak memaksakan karena yang kita pasti lebih tua dari kita secara usia dan bisa juga lebih banyak ilmu agamanya dibanding kita. Jangan sampai kita mendengar kata-kata "Bocah baru kemaren ngaji aja dah belagu" . Sekali lagi memang kita perlu yang namanya robtul'am agar masyarakat di sekitar kita kenal siapa kita.

Ini kampung bukan kampus....

Buat antum semua yang sering ke masjid dan suka ada pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu ikutilah dan manfaatkanlah moment tersebut siapa tau suatau saat nanti kita yang bisa mengisi pengajian tersebut. Terkadang kita merasa parno atau enggan mengikuti pengajian rutin bapak-bapak atau ibu-ibu karena mungkin sebagian kita merasa belum menikah atau mungkin takut pengajian diisi dengan hal-hal yang berbau bid'ah. Hal tersebut seharusnya kita kesampingkan karena segala sesuatu tergantung dengan niat kita, bisa jadi dengan kita mengikuti pengajian tersebut ada orang yang menawarkan menikahkan anaknya dengan kita karena kita dianggap soleh oleh mereka atau dengan kehadiran kita di pengajian tersebut melalui pendekatan yang baik dan intensif kita bisa mengurangi atau mengganti hal-hal yang berbau bid'ah sehingga menjadi sunnah.Bukanka hal itu lebih indah saudaraku.

Ini kampung bukan kampus...

Ikhwafillah yang dirahmati Allah swt mari kita renungi hal-hal di atas jangan sampai ilmu agama yang telah kita dapat semasa di kampus dulu akan menjadi sia-sia karena kita tidak bisa mengamalkannya. Kita soleh bukan hanya untuk diri sendir tapi orang sekitar kita perlu embun-embun terbiyah dari aktifis dakwah kampus. Hal ini juga akan senantiasa menjadi pengingat kita agar selalu istiqomah berada di jalan yang lurus. Masih banyak permasalahan yang akan kita temui di masyarakat, jangan jadikan itu semua masalah tapi jadikanlah itu solusi buat kita agar kita bisa mengamalkan apa yang telah kita dapat semasa di kampus dulu.

ana tutup dengan firman Allah swt:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (104). Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat (105).”
[QS. Ali ‘Imran: 104-105]


 wallahu'alam bishawab

Jika ada hal-hal yang tidak berkenan mohon dimaafkan dan jika ada hal-hal yan benar mohon diamalkan agar menjadi kebaikan kita semua.

Bekasi, 6 Rajab 1433 H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencari Hidayah Allah