Jangan Lupa Baca Basmalah Dulu Ya...^_^



Kamis, 13 Desember 2012

Jalan Gelap yang Panjang



Jalan gelap yang panjang.......

Begitulah yang selalu ada dalam pikiranku setiap kali aku berangkat dan kembali dari liqo atau halaqoh ku di kampung yang terpencil. Kampung itu bernama Pulo Murub, entah apa arti dari nama tersebut tapi yang pasti pulo itu berarti pulau dan murub aku tak tau apa artinya...Tapi banyak orang bilang bahwa di daerah ini banyak sekali hidup burung-burung yang sering ada di sawah yang dikenal dengan sebutan "blekok"..bahkan menurut Guru Ngaji ku tempat ini pernah di datangi Kick Andi karena saking banyaknya burung itu.

Kenapa judul yang di atas "Jalan Gelap yang Panjang"? karena memang untuk menuju ke tempat liqo itu aku harus menempuh jalan yang jauh dan gelap karena malam telah datang, dikelilingi sawah yang terbentang luas di kiri dan di kanan jalan, dan menyusuri sungai kecil sepanjang perjalanan. Jarak antar rumah yang lumayan jauh dan hanya diterangi lampu-lampu bohlam yang berwarna kuning menambah seru nya perjalanan setiap kali aku liqo.

Awalnya aku merasa takut setiap kali perjalanan baik pergi maupun pulang liqo. Takut bukan karena ada makhluk gaib atau syetan tapi takut ada orang jahat yang menghadang dan merampas motorku dan juga takut karena penerangan yang terbatas aku nyusruk ke sawah karena mataku yang minus ^_^. Tapi alhamdulillah hingga saat ini belum pernah kejadian dan mudah-mudahan tidak akan pernah. Untuk melawan rasa takut itu kuncinya hanya satu yaitu selalu berdzikir mengingat Allah sepanjang jalan karena aku yakin hanya Allah lah yang Maha Pemberi Perlindungan dari segala macam bahaya.

Allah berfirman dalam Al Qur’an [13:28]: “Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang.”

Suasana yang sangat membuat aku nyaman setiap liqo adalah suara-suara santri yang sedang meghafalkan alqur'an di dalam masjid. Tempat itu merupakan salah satu pesantren yang cukup terkenal di daerah Sukatani Cikarang Bekasi bahkan hingga ke Karawang. Pesantren itu didirikan oleh keluarga besar Guruku yang merupakan lulusan Pesantren Gontor di Jawa Timur, banyak ustad dan kiyai di daerah tersebut hasil didikan Ayah dari Guruku. Bahkan banyak pula kiyai-kiyai mantan muridnya kini mendirikan pesantren juga. Guruku sekarang pemimpin pondok pesantren itu. Seiring dengan berjalannya waktu kini pesantren tidak hanya belajar agama islam saja tapi juga pelajaran-pelajaran seperti di sekolah pada umumnya. Dengan berbekal keyakinan bahwa pertolongan Allah selalu ada apalagi sebagian besar muridnya adalah anak-anak yatim piatu jadi semakin banyak pertolongan Allah. Guruku merintis pesantren yang berbasis sekolah tersebut mulai hanya satu gedung kelas hingga kini menjadi 3 gedung ditambah dengan ruang kamar untuk para santri, soal makan tidak perlu khawatir para santri makan 3 kali sehari dengan lauk yang bergizi tidak seperti di beberapa pesantren yang makannya agak memprihatinkan. Guru-guru pengajarnya pun tidak kalah dengan sekolah-sekolah SNBI (Sekolah Nasional Bertaraf Internasional) bahkan ada salah seorang guru yang hafiz qur'an subhanallah.

“Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.” (QS Al Baqoroh, 2:220)

Pernah suatu ketika Guruku bercerita tentang seorang wartawan yang berkunjung menemuinya. Biasanya wartawan-wartawan lepas yang kurang memperhatikan kode etik Pers sering kali "meminta jatah" alias meminta uang kepada sekolah-sekolah yang mendapat bantuan untuk bangunan sekolah dari pemerintah. Menghadapi wartawan tersebut guruku tersenyum dan lebih banyak bercerita dibandingkan wartawan tersebut. Maksud hati ingin meminta uang kepada Guruku karena dapat bantuan dari pemerintah, eh malah akhirnya wartawan tersebut menyumbangkan uang yang ada di dompetnya seratus ribu kepada Guruku, ternyata wartawan tersebut tidak tau kalau tempat yang dia datangi itu adalah pesantren khusus anak yatim piatu, dengan perasaan malu dan tidak enak setelah mendengarkan kondisi pesantren itu wartawan itu langsung pamit pulang. Hadeuh dasar wartawan yang aneh.

Eh jadi cerita pesantren deh..tapi ga apa-apa siapa tau bisa menginspirasi kita.

Back to topic...

Jalan gelap yang panjnag merupakan salah satu yang mungkin Rosulullah salallahu'alaihi waslam alami dulu ketika berdakwah di Makkah dan Madinah, mungkin anda juga pernah dan mungkin masih mengalami hal ini. Bagiku hidup ini adalah pilihan, lebih baik melintasi jalan panjang yang gelap untuk menghadiri pengajian di majelis ilmu Allah daripada melintasi jalan yang terang penuh dengan lampu tapi isinya hanyalah orang-orang yang menghabiskan waktu dan uang di mall atau tempat-tempat lain.

Rasa takut yang timbul saat perjalanan justru menambah keyakinanku akan keberadaan Allah yang selalu melindungi setiap hambaNya, niat ibadah yang tulus dan azam yang kuat bisa menambah ghiroh (semangat) dalam menjalani ini semua.

Satu hal yang aku patri dalam dada ini, jika seandainya nanti Allah mencabut nyawa ini semoga aku sedang berada dalam perjalanan menuntut ilmuNya bukan dalam keadaan maksiat.

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Sebagai penutup tulisan ini "Jalan Gelap yang Panjang sekarang aku alami semoga menjadi Penerang Jalan yang Lebih Panjang yang Aku Jalani Nanti di Akherat Kelak".
Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosaku dan dosa kita semua.amin
Wallahu'alam bishawab kebenaran hanyalah milik ALLAH Subhanahuawata'ala



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencari Hidayah Allah